Posts Tagged ‘lampung selatan’
- In: Berita
- Komentar Dinonaktifkan pada Hasil Kesepakatan Damai Bentrok Lampung Selatan
Momen bersejarah bagi warga Lampung Selatan terutama warga Suku Bali dan Suku Lampung yang sebelumnya terjadi bentrokan yang mengakibatkan puluhan jiwa meninggal dari kedua belah pihak serta kerugian material rumah, motor, dan fasilitas lain dibakar , dirusak warga.
Momen tersebut telah terjadi kesepakatan damai, yang dilakukan dua tokoh masyarakat Bali dan Lampung yang dimediasi oleh pemerintah.
Inilah lima poin Maklumat dari Majelis Penyimbang Adat Lampung (MPAL) dan tokoh adat Bali terkait konflik di desa Bali Nuraga Lampung Selatan :
- Bersepakat bahwa aksi massa dan tragedi Lampung Selatan bukan merupakan konflik SARA, namun disebabkan oleh adanya kepentingan sekelompok orang yang berusaha memecah belah persatuan warga Bali dan Lampung.
- Bersepakat mengecam kejadian kerusuhan yang melibatkan warga Bali dan Lampung hingga menyebabkan hilangnya nyawa manusia, penganiayaan, penjarahan, serta pembakaran.
- Bersepakat dalam beberapa hal untuk penyelesaian konflik yakni:
- Menjadikan hukum sebagai panglima dalam proses penyelesaian kasus dan sebagai solusi bermartabat.
- Mendorong pemerintah pusat, daerah, dan aparat keamanan untuk mengedepankan netralitas sehingga pemulihan kondisi warga yang menjadi korban.
- Memberikan dorongan dan dukungan kepada Komnas HAM Serta lembaga-lembaga hukum lokal, nasional, dan internasional untuk mendorong terciptanya kedamaian.
- Memprioritaskan tuntasnya proses rekonsiliasi dan perdamaian dengan melibatkan unsur-usur adat.
- Mewaspadai adanya kasus-kasus lanjutan.
- 4. Bersepakat menolak pengusiran terhadap warga dari wilayah konflik dengan alasan apapun.
- 5. Bersepakat mengimbau kepada masyarakat adat di Lampung dan di Bali untuk mengedepankan prinsip kebersamaan dan persatuan demi terjaganya harmonisasi kehidupan.
(Sumber : newsokezone)
Langkah paling penting yang perlu dilakukan adalah segera disosialisasikan kepada seluruh warga yang terlibat konflik. Jangan sampai hasil penandatanganan damai disimpan saja di dalam map, tetapi disebarkan kepada masyarakat yang terlibat. Aparat pemerintah dan tokoh-tokoh dari kedua belah pihak terus saling komunikasi sehingga terjalin keharmonisan keduannya. Untuk sementara dari pihak pemerintah desa kedua warga diharapkan membatasi diri tidak berkumpulnya warga dalam jumlah banyak. Ini suatu tindakan untuk membatasai jangan sampai muncul kebangkitan semangat mengungkit masa lalu . hati-hati dengan orang yang memberikan dorongan semangat (memprovokasi) , tinggalkan masa lalu, instrospeksi untuk membangun masa depan hidup damai, rukun, untuk meraih kejayaan di Lampung .
- In: Artikel
- Komentar Dinonaktifkan pada Dampak Kerusuhan Lampung Selatan Meluas
Perang antar warga kampung yang terjadi di Lampung Selatan beberapa hari lalu menimbulkan banyak korban jiwa tewas serta luka-luka, serta ratusan rumah dibakar masa dan puluhan kendaraan juga dirusak termasuk milik aparat. Sungguh disayangkan terjadinya perang antar warga kampung ini, walaupun akhirnya sangat riskan bila dikatakan perang antar suku. Suku yang berseteru tersebut adalah suku lokal Lampung dengan Suku Bali yang datang ke Lampung Selatan merupakan pendatang karena program transmigrasi.
Berbagai usaha telah dilakukan untuk meredam konflik di Lampung Selatan ini. Pertemuan antar tokoh masyarakat kedua belah pihak, telah sepakat berdamai. Namun demikian karena suatu masalah di bawah maka muncul kembali kerusuhan yang lebih hebat. Artinya perdamaian antar tokoh tersebut tidak memberikan solusi yang permanen. Sehingga perlunya sosialisasi hasil perdamaian antar tokoh dari kedua belah pihak. Bukan sekedar perdamaian seremonial, tetapi warga juga mesti diberikan pengertian, pemahaman tentang pentingnya perdamaian.
Sungguh sangat disayangkan hasil pertemuan antara tokoh adat dari lima marga di Kalianda dengan Bupati Lampung Selatan, Rycko Menoza SZP, dimana terungkap bahwa tokoh adat dari lima marga di Kabupaten Lampung Selatan meminta agar masyarakat Desa Balinuraga dapat dipindahkan. Sebab menurut mereka hal itu menjadi satu-satunya solusi agar konflik horisontal antar warga tidak lagi terjadi. Alasan yang disampaikan bahwa dengan kehadiran masyarakat Desa Balinuraga selalu menimbulkan konflik.
Ini bukan sebuah solusi yang tepat apabila warga tersebut harus dipindahkan dari Lampung Selatan. Berbagai persoalan akan muncul dengan ide memindahkan warga tersebut. Lantas dipindah kemana? Siapa yang berhak memindahkan mereka? Siapa yang akan membiayai kepindahan mereka? Daerah mana yang bisa menerima ribuan warga sekaligus? Adakah lahan untuk mereka? Siapkah pemerintah daerah penerima mereka ada kesanggupan menghidupi sementara sampai mereka siap menghidupi sendiri?
Inilah sebuah arogansi , bukan mencari solusi. Keberadaan warga transmigrasi bukanlah kehendak mereka, tetapi kehendak pemerintah. Tinggal pemda, tokoh adat, tokoh masyarakat, tokoh agama memberikan pemahaman pentingnya hidup berdampingan dengan siapapun secara damai. Tokoh adat bisa meredam warganya agar tidak berbuat diluar perikemanusian, bukan memprovokasi warga karena masalah harga diri suatu suatu adat, suatu kampung, atau suatu wilayah.
Sungguh luar biasa dampak negatif adanya kerusuhan tersebut. Korban jiwa sia-sia. Orang tua, ibu-ibu, anak-anak menjadi trauma, anak-anak tidak bersekolah, putaran roda ekonomi keluarga terhenti, pemerintah harus mengeluarkan dana yang besar untuk mengurusi akibat kerusuhan tersebut.
Dampak negatif kerusuhan juga merembet ke daerah lain yang tidak berkonflik akibat adanya kekhawatiran jangan-jangan di daerah lain nanti akan diganggu. Akhirnya cukup diputuskan sementara istirahat di rumah walaupun tidak mendapatkan penghasilan untuk mengisi priuk dapur mereka. Yang berprofesi sebagai tukang ojek berhenti, berprofesi sopir juga berhenti karena bisnya dikandangkan. Karena bis banyak tidak beroperasi di jalur-jalur tertentu, ratusan penumpang tidak bisa mendapatkan angkutan. Anak sekolah, mahasiswa, pegawai yang sering menggunakan jasa angkutan bis juga menerima dampaknya. Belum lagi pasar-pasar sepi, para juragan tidak mengirim barang, kebutuhan terus harus dipenuhi, tinggal menunggu waktu harga –harga sembako akan melambung.
Untuk itu semua Pemimpin, tokoh masyarakat, tokoh adat, dan aparat tersebut harus segera mengatasi pasca bentrok antar warga kampung tersebut untuk menghindari dampak negatif yang meluas.
Tunjukkan kepemimpinanmu wahai para pemimpin Lampung Selatan !!!