Bolehkah Muslim Memperingati Hari Ibu ?
Posted 22/12/2013
on:- In: Islam
- Komentar Dinonaktifkan pada Bolehkah Muslim Memperingati Hari Ibu ?
Hari ibu di Tanah Air biasanya dirayakan setiap tanggal 22 Desember, anak-anak sampai orang dewasa sebagaian besar tahu akan hal itu. Tetapi jika ditanya apa makna dan tujuan memperingati hari ibu, bisa dipastikan sebagian besar tidak akan mengerti.
Seberapa pentingkah memperingati hari ibu tiap tahun hanya sekali saja, mengapa tidak setiap saat mengingat betapa pentingnya seorang ibu bagi kita yang merasa dilahirkan oleh seorang ibu?
Dalam Islam tidak pernah diajarkan atau ada tuntunan memperingati hari ibu, yang ada adalah menghormati ibu lebih utama daripada bapak, atau yang lainnya.
Perayaan hari ibu tidak pernah dilakukan oleh Rasulullah shalallahu’alaihi wassalam, para sahabat radhiallahu anhum dan para imam salafus shalih. Perayaan ini adalah sesuatu yang diada-adakan dan menyerupai orang kafir (tasyabbuh). Dalam Islam perayaan (ied) tahunan yang diperbolehkan dalam Islam hanya Idul Fitri dan Idul Adha.
Berbakti kepada orang tua hukumnya wajib. Berbakti kepada orang tua khususnya ibu memang lebih dianjurkan oleh agama Islam. Karena memang ibu sangat besar jasanya bagi anak-anaknya melebihi bapak. Oleh karena itu berbakti kepada Ibu didahulukan daripada berbakti kepada Bapak. Sebagaimana dalam hadits berikut : Dari Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu, beliau berkata, “Seseorang datang kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam dan berkata, ‘wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Dan orang tersebut kembali bertanya, ‘kemudian siapa lagi?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘kemudian siapa lagi?’ Beliau menjawab, ‘Ibumu’. Orang tersebut bertanya kembali, ‘kemudian siapa lagi’, Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Kemudian ayahmu’” (HR. Bukhari dan Muslim).