Kecurangan Saat Ujian di Sekolah
Posted 17/07/2011
on:- In: Berita
- Komentar Dinonaktifkan pada Kecurangan Saat Ujian di Sekolah
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) meminta sekolah untuk tidak melakukan kecurangan dalam bentuk apapun saat ujian nasional (unas) 2011. Sebab, hal tersebut sangat merugikan siswa.Anggota BSNP Mungin Eddy Wibowo mengatakan, dengan adanya pembagian presentasi 60:40 untuk nilai kelulusan, peran sekolah dalam unas sangat besar. Sekolah sangat menentukan 40 persen tingkat kelulusan. Karena, nilai ujian sekolah maupun rapor dihasilkan sekolah.’’Lima paket soal unas tahun ini sangat menyulitkan siswa melakukan kecurangan di dalam kelas. Tapi, yang bahaya adalah kecurangan dilakukan sekolah dengan menyiapkan jawaban bagi siswa atau mengganti jawaban siswa di lembar jawaban komputer (LJK). Sekolah harus bisa mengurangi kecurangan siswa juga dirinya.’’Tahun ini tidak ada ujian ulangan sehingga kalau siswa terbukti melakukan kecurangan otomatis dia didiskualifikasi,’’ jelas Mungin. a juga
Sebenarnya kecurangan seperti ini tidak saja terjadi di Indonesia saja yang termasuk masih negara berkembang. Bagaimana dengan di negara maju, adakah peristiwa kecurangan baik guru atau siswa untuk kepentingan agar nilainya bagus?
Ternyata ada juga ya, seperti diberitakan oleh Associated Press (AP) di Atlanta di bagian negara Amirika yang nan jauh di sana, merupakan bagian negara yang sudah majupun masih ada yang berbuat curang dengan berbagai cara untuk mengangkat agar nilai bagus, demi kepentingan peroragan atau lembaga walaupun siswa tidak menguasai konsep dasar, yang penting nilainya tinggi( beikut kutipan : The report names 178 teachers and principals, and 82 of those confessed. Tens of thousands of children at the 44 schools, most in the city’s poorest neighborhoods, were allowed to advance to higher grades, even though they didn’t know basic concepts.)
Berita ini bukan berarti mensyahkan bahwa curang boleh saja, tetapi problem semacam ini tentu berbeda penangananya/menyelesaikan masalah bagi Indonesia atau Atlanta. bagaimana Indonesia menangani kasus semacam ini? Bagaimana dengan nyontek masal siswa SD yang menghebohkan di Jatim beberapa waktu lalu. Sungguh ironis .