Lampung Selatan Rusuh, Siapa yang Salah?
Posted by: marhenyantoz on: 30/10/2012
- In: Berita
- Komentar Dinonaktifkan pada Lampung Selatan Rusuh, Siapa yang Salah?
Gara-gara wanita Lampung menjadi berita mendunia. Lampung rusuh, Lampung membara dan berita buruk lainnya, serta foto-foto kejadian kerusuhan. Inilah dunia, bisa hancur karena wanita, harta, dan tahta. Gara-gara wanita Lampung rusuh, Sampang Madura juga iya. Gara-gara harta (tanah, dsb) di berbagai daerah juga rusuh (Mesuji juga pernah). Gara-gara tahta, diberbagai daerah juga rusuh (kalah pilkada masyarakatnya bentrok antar pendukung).
Sungguh sangat disayangkan Lampung Selatan rusuhnya berulang kembali. Korban berjatuhan, hanya karena cewek atau pelecehan seksual. Informasi pelecehan seksual ini masih dalam penyelidikan polisi. Benar tidaknya kasus ini tinggal menunggu hasil penyelidika polisi. Namun,hasil belum ada bentrok sudah terjadi yang menimbulkan korban jiwa, harta.
Siapa yang salah? Misi Lampung Selatan tidak terwujud , Mengembangkan masyarakat berbudaya dan berakhlak mulia. Tetapi masyarakatnya jauh dari berbudaya serta akhlaqnya kurang baik. Toleransinya kurang, lebih mementingkan sikap sukuisme.
Lihat saja korban berjatuhan dari kedua warga kampung akibat bentrokan antarwarga di Desa Balinuraga Kecamatan Waypanji, Lampung Selatan, Lampung. Menurut berita yang beredar 14 orang telah tewas dari kedua warga desa yang bentrok.
Nama-nama para korban bentrokan dari Kecamatan Kalianda yang tewas yakni Yahya Bin Abdulah (45) warga Kelurahan Wayurang, Marhadan (35) warga Gunungterang dan Alwin (35) warga Tajimalela. Satu lagi Solihin (35) warga Kalianda yang tewas saat mendapatkan perawatan di RSU Abdul Moeloek Bandarlampung. Sementara korban dari desa Balinuraga masih dalam identifikasi.
Sementara, kerugian materi berupa 166 unit rumah warga di Desa Balinuraga dan Sidoreno dibakar, 26 rusak berat, 11 motor dibakar, dua gedung sekolah dibakar massa. Lalu ,satu unit mobil Isuzu Panther milik Dit Shabara Polda Lampung, satu unit mobil Honda CRV dan Strada dirusak massa.
Solusi
Kepada masyarakat baik penduduk lokal ataupun pendatang mesti saling mengedepankan toleransi, saling menghormati sesama penduduk Lampung, walaupun beda suku. Sebagai masyarakat yang berbudaya, beragama jangan mudah terprovokasi hanya sekedar informasi yang tidak jelas. Semangat kebersamaan , semangat saling menjaga persatuan bukan berarti dalam hal tawuran. Tetapi semangat membangun Lampung secara bersama-sama.
Semangat kerja keras, hindari kemalasan, akan mendorong tercapainya Lampung yang lebih maju di masa mendatang. Secara sosiologi, adanya kesenjangan ekonomi akan lebih mudah membangkitkan persatuan mengganggu kepada yang lain yang secara ekonomi yang lebih berhasil. Dalam kasus ini, para pendatang tentu mempunyai semangat, daya saing lebih dari penduduk lokal. Dimana-mana yang namanya penduduk lokal sukar sekali berkembang, baik Lampung atau daerah lain. Lihatlah siapa yang menguasai ekonomi Indonesia, ..pendatang etnis china !!!
Ini adalah sebuah kebiasaan buruk warga lokal, terbiasa hidup santai hanya menunggu hasil bumi berupa hasil kebun, hasil hutan peninggalan nenek moyangnya. Lahannya luas tanpa diurus, toh akan mendapatkan hasil. Apabila ada kebutuhan yang banyak mereka cukup menjual kebunnya kepada warga pendatang. Akhirnya , kebun, lahan mereka habis terjual. Tinggalah hidup mereka susah dengan rumah-rumah dipinggir-pinggir sungai menumpang di tanah negara. Maka jadilah seperti warga yang terpinggirkan, termarginalkan dengan sendirinya.
Bangkitlah saudaraku, Jangan hanya iri karena keberhasilan orang lain, bangun Lampung agar lebih maju , sejahtera rakyatnya, pemimpinya adil , aparatnya jangan korupsi. Jangan sampai terprovokasi karena kepentingan politik. Sebentar lagi lampung akan menggelar Pilgub.
Siapa yang salah dalam kasus Lampung Rusuh harus ditindak tegas, sesuai hukum yang berlaku, siapapun orangnya, apapun sukunya, siapapun pemimpinnya. Misalkan Bupati tidak bisa mengatasi ya di copot, demikian juga Kapolres, Kapolseknya