10 Sekolah Diduga Manipulasi Nilai di Jalur Undangan SNMPTN
Posted 07/03/2012
on:- In: Berita
- Komentar Dinonaktifkan pada 10 Sekolah Diduga Manipulasi Nilai di Jalur Undangan SNMPTN
Tindakan curang dapat terjadi dimana-mana. Tindakan curang juga dapat dilakukan oleh siapa saja, dengan niatan ingin menghasilkan sesuatu yang lebih. Misalkan dalam SPMB jalur undangan yang menggunakan metode seleksi nilai raport, rentan akan kecurangan.
Kecurangan dalam proses pendaftaran bisa saja dilakukan oleh sekolah dengan harapan sekolah akan terdongkrak menjadi terkenal karena banyak siswanya diterima di jalur undangan. Sekolah menjadi favorit, sehingga ke depan dana-dana bantuan bisa banyak yang masuk ke sekolah sebagai imbalan atas prestasinya. Bisa jadi kecurangan disebabkan tekanan pihak tertentu terhadap sekolah agar anak-anaknya bisa diterima melalui jalur undangan.
Siapa mereka? Bisa jadi orang-orang yang berpengaruh baik di lingkungan lembaga pemerintah atau swasta. Pengaruhnya Apa? Kalau seorang pejabat telah mengeluarkan “surat sakti” /memo dsb., diberikan kepada kepala sekolah, tentu kepala sekolah tidak akan bisa menghindar. Bisa jadi ada anak seorang yang mempunyai harta yang banyak, cita-citanya tinggi ingin menyekolahkan anaknya di FakKedokteran. Tetapi kemampuan anaknya di bawah rata-rata, dengan berbagai cara berapapun biayanya agar nilai anaknya bisa di katrol. Harapannya anaknya diterima di kedokteran. Siapa yang akan dikorbankan? Tentu gurulah yang akan dikorbankan sebagai pendongkrak nilai, atau siapa saja yang mengolah nilai di sekolah tersebut dengan imbalan uang yang berlimpah.
Sebenarnya Pihak Perguruan Tinggi sudah tahu bahwa dari sekolah tertentu “dicurigai” bermain angka. Dilihat prestasi mahasiswanya yang melalui jalur undangan bisa nampak. Kita misalkan, di raport nilainya 8, 8 ,9, 9, 9 dst….. tetapi selama kuliah mahasiswa tersebut kesulitan mengikuti perkuliahan, wal hasil, IPKnya jeblok. Bisa juga bandingkan dengan mahasiswa dalam angkatan yang sama dari sekolah tertentu, nilai raportnya sedang-sedang, tetapi prestasinya luar biasa, IPKnya di atas 3.
Jika panitia SNMPTN jalur undangan mengumumkan sekolah yang curang, tentu banyak yang mendukung, terutama sekolah-sekolah yang telah berusaha mendidik anak-anaknya dengan kejujuran, semangat yang tinggi agar meraih prestasi yang gemilang. Namun kandas karena kalah bersaing dengan sekolah tertentu yang mengirimkan anak-anaknya penuh dengan rekayasa nilai.
Sebagai masukan kepada Perguruan Tinggi dapatlah menerapkan sistem pengiriman data nilai siswa tiap semester dari sekolah-sekolah yang telah mendaftar diri setiap tahunnya akan mengikuti SNMPTN. Barangkali ini suatu wacana saja. Persoalan sekolah mau curang atau tidak, tetapi pergutruan tinggi berusaha menjaring mahasiswa yang benar-benar berprestasi.
Seperti diberitakan Tempo, Tindakan curang berupa manipulasi nilai siswa agar lolos dalam jalur undangan Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) berhasil diketahui panitia. Koordinator Humas Panitia SNMPTN Ravik Karsidi mengatakan setidaknya ada 10 sekolah yang diketahui berbuat curang. “Mereka memanipulasi nilai siswanya agar bisa masuk dalam jalur undangan,” kata Ravik, Senin, 5 Maret 2012. Hal itu diketahui saat panitia mulai mengolah nilai siswa dan diketahui ada nilai yang tidak masuk akal. Ravik mengatakan 10 sekolah curang di atas memang sangat kecil jika dibandingkan 6 ribu sekolah yang diundang mengikuti jalur undangan SNMPTN 2012. Tapi tetap saja, kecurangan harus diusut tuntas. “Kami akan mengumumkan nama-nama sekolah curang pada 9 Maret 2012,” ujarnya. Dia memastikan ada sanksi keras bagi sekolah curang tersebut. Sekolah akan masuk daftar hitam selama 3 tahun berturut-turut. “Tahun ini nilai mereka tidak diolah dan dua tahun ke depan mereka tidak diundang,” katanya. Sanksi keras harus diambil karena jalur undangan berdasarkan asas kejujuran. Dalam hal ini yang dirugikan tidak hanya siswa yang nilainya dimanipulasi. Siswa yang jujur pun ikut kena getahnya. “Seluruh nilai siswa di sekolah yang curang tidak akan kami olah. Sebenarnya kasihan juga, tapi ini sebagai pembelajaran,” kata Ravik