Lagi-lagi, Sekutu “Kroyok” Libya
Posted 20/03/2011
on:- In: Uncategorized
- Komentar Dinonaktifkan pada Lagi-lagi, Sekutu “Kroyok” Libya
Pasukan sekutu (Amerika Serikat, Prancis dan Inggris) mulai membombardir Libya. Inilah model perang dengan sandi “Yuk dikroyok” setelah perang dunia ke II dan telah berakhirnya perang dingin. Serangan udara Amerika Serikat (AS) dan sekutunya dari Uni Eropa ke sejumlah titik di Libya diperkirakan telah menewaskan sedikitnya 48 orang. dan 150 terluka dalam serangan tersebut. Sebagian besar dari korban adalah anak-anak, namun tak ada rincian lebih lanjut mengenai korban tersebut.
Minggu, 20 Maret 2011, militer AS menembakkan lebih 100 rudal jelajah Tomahawk dari kapal Amerika dan Inggris, dan kapal selam, Amerika mengerahkan pesawat tempur pembom siluman B-2 dan F-15 dan F-16 , pesawat jet Perancis menyerang melalui udara dengan menembakkan rudal salvos ke daerah timur. Di sisi lain, pasukan Inggris juga melesatkan rudal mereka ke daerah utara. Serangan rudal jelajah yang ditembakkan dari lima kapal AS di Mediterania USS Stout dan USS Barry, dan tiga kapal selam, USS Providence, USS Scranton dan USS Florida. Demikian juga Marine AV-8B Harriers dari USS Kearsarge ikut membantu serangan ke darat.
Menghadapi serangan udara dari AS dan negara sekutunya itu, Pemimpin Libya Muammar Khadafi bersumpah untuk membela negaranya dari perang yang disebutnya sebagai agresi perang salib. Khadafi juga mengancam keterlibatan kekuatan internasional akan menyebabkan wilayah Mediterania dan Afrika Utara dalam bahaya.
Alasan Amerika dan sekutu melancarkan serangan terhadap pasukan Moammar Kadhafi sebagai bagian tindakan melakukan mandat Perserikatan Bangsa Bangsa yang menyetujui zona larangan terbang. Dewan Keamanan (DK) PBB memberlakukan resolusi zona larangan terbang di Libya pada Kamis, 17 Maret 2011, setelah melalui proses pemungutan suara. Hasil pemungutan suara adalah 10-0 dengan lima negara abstain, yaitu Rusia, China, India, Jerman dan Brazil, yang tidak memiliki hak veto.
Negara-negara ini menentang campur tangan PBB dan dan negara lain dalam usaha menggulingkan Khadafi. Jerman bahkan khawatir aksi militer justru hanya memperparah situasi.
“Resolusi ini akan mengirimkan pesan kuat untuk Kolonel Khadafi dan rezimnya bahwa kekerasan harus dihentikan, pembunuhan harus dihentikan, dan rakyat Libya harus dilindungi dan diberikan kesempatan yang sama untuk mengekspresikan diri mereka,” ujar Duta Besar AS untuk PBB, Susan Rice.
Tindakan Amerika dan sekutu ini jika terus berlanjut, maka akan menimbulkan bencana baru di Libya yang akan memakan korban jiwa, harta benda, dan berbagai kerusakan di seluruh negeri. Hancurnya sebuah negeri, masyarakat banyak menjadi korban, baik tewas, luka-luka, cacat seumur hidup, cari makan susah, tempat tinggal hancur, kehidupan sosial hancur pula.
Jika kita berhitung kerugian yang dilakukan Kadhafi selama 30 tahunan dengan akan hancurnya negeri Libya karena serangan sekutu tentu lebih parah kerugian yang dialami serangan sekutu. Yang dirugikan oleh Kadhafi di negerinya hanyalah sebagian kecil masyarakatnya terutama orang-orang yang ingin juga gentian berkuasa. Kita bisa belajar dari Afganistan dan Irak. Akibat serangan sekutu hancurlah peradaban Afganistan, Irak, masyarakatnya hidup susah. Negaranya hancur, dikuasai oleh Negara asing dengan dalih menjaga keamanan. Tentu Negara sekutu tak mau rugi, berapa biaya yang dikeluarkan selama menjatuhkan penguasa lama, sebagai gantinya hasil bumi dan segala rekonstruksi dikuasai oleh orang-orang sekutu. Segalanya sekutu tak mau rugi.