Marhenyantoz's Blog

MASALAH KEBAL OBAT antimikroba (Antimicrobial Resistance)

Posted on: 30/04/2011

  • In: Kesehatan
  • Komentar Dinonaktifkan pada MASALAH KEBAL OBAT antimikroba (Antimicrobial Resistance)
MASALAH KEBAL OBAT MASALAH DUNIA PDF Print E-mail
Masalah kebal obat antimikroba (Antimicrobial Resistance) tidak hanya terjadi di Indonesia tetapi juga sudah menjadi masalah dunia. Oleh karena itu masalah ini diangkat menjadi tema Hari Kesehatan Sedunia (HKS) 2011, Antimicrobial Resistance and Its Global Spread. Indonesia mengangkat tema Gunakan Antibiotik Secara Tepat Untuk Mencegah Kekebalan Kuman dengan harapan penggunaan antimikroba lebih rasional agar dampak resistensi tidak meluas.

Berbagai studi menemukan 40-62% antibiotik digunakan secara tidak tepat, antara lain untuk penyakit-penyakit yang sebenarnya tidak memerlukan antibiotik. Di negara berkembang hanya 30-50% penderita pneumonia mendapat terapi antibiotik secara tidak tepat.

Hal ini disampaikan Menkes dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, Dr.Ph ketika membuka seminar ”Antimicrobial Resistence-Containment and Prevention” dalam memperingati puncak HKS tanggal 7 April 2011 di Jakarta.

Menurut Menkes, upaya pengendalian penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan seperti malaria, tuberkulosis, filariasis, kusta, dan frambusia, digunakan antimikroba yang rasional dalam jenis dan jumlah yang cukup, sehingga tidak menimbulkan masalah resistensi yang tidak terkendali.

Mengutip data WHO, Menkes menambahkan, telah terjadi peningkatan 440.000 kasus baru akibat multidrug-resistant tuberculosis (MDR-TB) setiap tahun dan menyebabkan sekurang-kurangnya 150.000 kasus kematian per tahun.

Perkiraan WHO, pada tahun 2009, Indonesia menduduki peringkat ke-delapan dari 27 negara dengan beban MDR tinggi. Diperkirakan terdapat 12.209 pasien MDR-TB di seluruh Indonesia pada tahun 2007 dan akan ada sekitar 6.395 pasien MDR-TB baru setiap tahunnya. ”Data tersebut menggambarkan besarnya masalah yang timbul akibat resistensi antimikroba pada pengendalian salah satu penyakit menular di Indonesia, Pengendalian Penyakit Tuberkulosis” terang Menkes.

Menurut Menkes, resistensi antimikroba dapat memberikan dampak negatif yang bertingkat dalam upaya penanggulangan penyakit infeksi. Baik pada tingkat individu, maupun di tingkat sarana pelayanan kesehatan dan masyarakat. ”Di tingkat individu, resistensi antimikroba dapat memperpanjang masa infeksi, memperburuk kondisi klinis, serta penggunaan antimikroba tingkat lanjut yang lebih mahal dengan efek samping dan toksisitas yang lebih besar. Sedangkan di tingkat sarana pelayanan kesehatan dan masyarakat, resistensi antimikroba menyebabkan potensi peningkatan jumlah pasien infeksi dan risiko terjadinya pandemi resistensi antimikroba”, ujar Menkes.

Dalam kesempatan itu Menkes menghimbau agar penanganan resistensi antimikroba  mendapatkan perhatian dari berbagai sektor – tidak hanya sektor kesehatan saja. Dengan adanya strategi  nasional tentang pengendalian resistensi antimikroba terpadu, diharapkan akan tercipta upaya pengendalian resistensi antimikroba yang lebih tajam.

Bertepatan dengan Puncak Peringatan HKS, Menkes meluncurkan Pedoman Umum Penggunaan Antibiotika. Pedoman ini diharapkan  menjadi acuan dalam penggunaan antibiotika bagi tenaga kesehatan di seluruh sarana pelayanan kesehatan, baik milik pemerintah maupun swasta. Akan tetapi, Kementerian Kesehatan tetap menerima masukan dari berbagai sektor dalam perumusan strategi pengendalian resistensi antimikroba.

Untuk mencegah kebal kuman, Menkes memberikan tips penggunaan antibiotik yang benar, yaitu jangan sembarangan mengkonsumsi antibiotik. Menggunakan antibiotik hanya dengan resep dokter, dengan dosis dan jangka waktu sesuai resep. Menanyakan pada dokter, obat mana yang mengandung antibiotik. Tidak menggunakan atau membeli antibiotik berdasarkan resep sebelumnya. Karena salah menggunakan antibiotik menyebabkan obat menjadi tidak efektif lagi. Sebaiknya batuk, pilek, dan diare tidak memerlukan antibiotik.

Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Kementerian         Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon: 021-52907416-9, faks: 5223002, 52921669, Call Center: 021-500567,  021-500567, 30413700, atau alamat e-mail puskom.publik@yahoo.co.id  info@depkes.go.id kontak@depkes.go.id

(Sumber : http://www.depkes.go.id/)

Tebar Dakwah ….Cukup Klik Gambar

Download Doa Usai Shalat Fardhu (uji coba) file beda

Download Fatwa MUI


Download yg lainh di http://www.mui.or.id/index.php/fatwa-mui.html

Wakaf Al-Qur’an

Pengingat Hari ini

Marhaban Yaa Ramadan Mari kita isi bulan Ramadhan 1433 H dengan kegiatan yang penuh dengan amal ibadah untuk meraih insan yang fitri, serta mutaqin di akhir Ramadan

Translate to your language

Radio Online

Kajian.Net

Selamat

Daftar Isi

Slogan

Marquee Tag - http://www.marqueetextlive.com

doctor ratings" Jika kejujuran kita miliki ..Kebenaran pasti menang..Kebatilan pasti Tumbang"

IP

IP

Blog Stats

  • 1.871.622 hits

Pengunjung dari ……

free counters

Arsip Tulisan

Peta Visitor

Majalah berilmu sebelum beramal dan berdakwahatau versi cetak "Cukup Berlangganan"

Link Gambar

Admin

Image by FlamingText.com

Pingin klik sajaFlamingText.com

RSS Feed yang Tidak Diketahui

  • Sebuah galat telah terjadi; umpan tersebut kemungkinan sedang anjlok. Coba lagi nanti.

RSS Hidayatullah.com

  • Sebuah galat telah terjadi; umpan tersebut kemungkinan sedang anjlok. Coba lagi nanti.

RSS Arrohmah.com

  • Sebuah galat telah terjadi; umpan tersebut kemungkinan sedang anjlok. Coba lagi nanti.

Quick Counter

HTML hit counter - Quick-counter.net

Do’a Selepas Shalat