UNG Membara gara-gara Mahasiswanya Tawuran
Posted 03/10/2011
on:- In: Berita
- Komentar Dinonaktifkan pada UNG Membara gara-gara Mahasiswanya Tawuran
Hari ini Senin, 03 Oktober 2011 para mahasiswa Fakultas Teknik dan Fakultas Pertanian di Universitas Negeri Gorontalo, melakukan kegiatan ekstra tawuran masal. Dengan berakibat terbakarnya gedung laboratorium milik fakultas pertanian yang disebabkan lemparan bom Molotov.
Universitas Negeri Gorontola adalah sebuah perguruan tinggi yang sudah cukup berumur dan berpengalaman dalam mencetak mahasiswa ungguldan berprestasi. Universitas Negeri Gorontalo, disingkat UNG, adalah perguruan tinggi negeri di Gorontalo, Indonesia, yang berdiri pada 1 September 1963. Mulanya Universitas ini diberi nama Junior College, dan menjadi bagian dari FKIP UNSULUTENG. Tahun 1964 statusnya berubah menjadi Cabang FKIP IKIP Yogyakarta Cabang Manado, tahun 1965 bergabung dengan IKIP Manado Cabang Gorontalo.
Tahun 1982 lembaga ini menjadi salah satu Fakultas dari Universitas Sam Ratulangi Manado dengan nama Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Unsrat Manado di Gorontalo. Lembaga ini resmi berdiri sendiri berdasarkan Keppres RI Nomor 9 Tahun 1993 tanggal 16 Januari 1993, dengan nama Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Gorontalo .
Tahun 2001 berdasarkan Keppres RI Nomor 19 Tahun 2001 tanggal 5 Februari 2001 status lembaga ini ditingkatkan menjadi IKIP Negeri Gorontalo dengan 5 Fakultas dan 25 Program Studi. Dan akhirnya, pada tanggal 23 Juni 2004 Presiden Megawati meresmikan menjadi Universitas Negeri Gorontalo dengan Keputusan Presiden RI Nomor 54 Tahun 2004, tanggal 23 Juni 2004.
Sungguh sangat disayangkan para mahasiswa UNG melakukan kegiatan yang tidak terhormat dengan tawurannya. Mahasiswa adalah generasi yang diharapkan akan menjadi pemimpin pilihan bangsa ini dikemudian hari. Mereka sedang belajar menuntut ilmu, belajar bersosialisasi, untuk bekal mengarungi kehidupan dimasyarakat kelak. Mahasiswa adalah orang berpengetahuan yang sedang menuntut ilmu dengan harapan akan menjadi seorang pemimpin bagi dirinya, keluarga, masyarakat dan bangsa.
Kampus UNG sedang panas membara, tidak hanya panasnya api yang sedang membakar laboratorium namun juga otak serta hati para mahasiswanya . Dengan semangat membara berteriak, berlari, saling lempar batu, saling ejek, terus menggelorakan semangat untuk bertempur melawan teman sekampusnya.
Kini mahasiswa peserta tawuran yang masih berada di dalam kampus sedang dalam suasana cemas, galau, bingung, takut dansebagainya berkecamuk dalam pikirannya. Pasalnya kampus telah dikepung aparat kepolisian untuk menangkap para mahasiswa untuk diseleksi mahasiswa mana yang bersalah melakukan tindakan merusak.
Inilah perbuatan mahasiswa yang menonjolkan emosinya, tidak memikirkan akibat dikemudian hari bagi dirinya. Bagi mahasiswa yang ditangkap, dan bersalah tentu akan dihukum sesuai KUHP. Sanksi lainya pasti akan dikeluarkan dari kampusnya, kemudian di mata para penerima tenaga kerja bisa saja akan mem-black list alumni mahasiswa fakultas yang terlibat tawuran. Bisa saja otaknya cerdas namun akhlaknya masih dipertanyakan? Siapa yang dapat membenahi kerusakan mental para mahasiswa-mahasiswa semacam ini?