Cuekin Aja Kurikulum 2013 ?
Posted 23/05/2013
on:- In: Berita
- Komentar Dinonaktifkan pada Cuekin Aja Kurikulum 2013 ?
Tahun pelajaran 2013/2014 yang akan menerapkan kurikulum 2013 belum dimulai, namun beragam tanggapan masyarakat disampaikan. Ada yang setuju namun banyak juga yang menolak dengan berbagai alasan.
Judul di atas memang mengundang tanda tanya : siapa yang ajak-ajak cuekin kurikulum 2013. Pemerintah dalam hal ini kemendiknas, telah mengupayakan akan menerapkan kurikulum 2013 dengan beberapa prosedur. Preosedur tersebut dianataranya tahapan uji publik.
Sebenarnya seperti apa kurikulum 2013 akan datang ? Belum banyak yang tahu, apalagi di blog ini belum ada informasi kurikulum 2013. Namun di sebuah media, KR Yogya menulis , Kurikulum 2013 Buruk, ada pernyataan kepada guru agar cuekin saja. Siapa mereka ?
Dua orang guru besar, Profesor dari UNY dan UNS, masing-masing Prof Dr Suminto A Sayuti (UNY) dan Prof Dr Sarwiji Suwandi MPd (UNS), mengajak para guru Bahasa dan Sastra Indonesia di SD-SMA untuk tidak menggubris atau cuek dengan pemberlakukan kurikulum terbaru tersebut.
Alasanya : “Ini produk kurkulum yang makin buruk mutunya. Materi kurikulum lebih menampakkan adanya syahwat pemerintah yang terlalu besar untuk segera diterbitkan sebagai proyek saja”
Menurut Suminto A Sayuti, Kurikulum 2013 untuk Pendidikan Bahasa dan sastra Indonesia adalah produk proyek dengan biaya besar, tetapi kandungan isinya hampir semuanya sudah ada dalam kurkulum sebelumnya. “Jika dalam kurikulum terdahulu dikenal standar kompetensi dan kompetensi dasar, dalam kurikulum 2013 digunakan istilah kompetensi isi dan kompetensi dasar. Jadi, isinya sama, cuma istilahnya saja yang beda. Jadi ya, kalau ada perubahan, maka ini perubahan kurikulum yang paling parah, karena sebenarnya tidak berubah” tutur ‘dukun sastra’ tersebut.
Hal senada disampaikan pakar Bahasa Indonesia dari UNS Solo, Sarwiji Suwandi. Sesuai dengan niat baik Menteri Pendidikan Muhammad Nuh, kata Sarwiji, kurikulum 2013 dikonsep untuk memperkukuh komptensi siswa dalam bersikap, berpengetahuan, dan berketrampilan. “Kurikullum sebelumnya, kata Muhammad Nuh juga masih lemah dalam pendidikan karakter sehingga terlihat gersang. Tetapi setelah kurikulum 2013 terbit, isinya sama betul dengan kurikulum 2006. Perubahan kurikulum mestinya bermaksud untuk lebih baik. ini tidak. Maka, apakah kita harus mengikuti arah yang tidak jelas tersebut ?” tuturnya.
Kalau ada perubahan, kata Sarwiji, kurikulum 2013 merupakan kurikulum terpusat, karena semuanya dipersiapkan dari pusat, sampai dengan silabus pengajaran untuk guru. “Ini jelas yang berubah adalah posisi guru saat kurikulum sebelumnya bisa sebagai kreator, untuk kurikulum 2013 posisi guru justru sebagai robot. Ini namanya makin buruk” tegasnya.
Atas kenyataan tersebut, maka baik Suminto A Sayuti maupun Sarwiji Suwandi sepakat agar guru dalam melaksanakan tugas ajar kepada siswanya untuk tidak menghiraukan materi kuikulumnya, tetapi tetap mengambil esensi dan semangat yang ada dalam kurkulum 2013 tersebut saja. “Ya semangat dan esensinya kita ambil, tetapi tetap memposisikan guru untuk tidak sekedar sebagai robot,” tutur Sarwiji dan Suminto.
Kita tunggu saja kurikulum 2013 diterapkan, kalau tidak berhasil baru kita berikan masukan-masukan pada pemerintah mana-mana yang harus dibenahi.
Sebenarnya guru-guru menunggu-nunggu seperti apa kurikulum 2013, sampai saat ini baru sebagian kecil yang mendapatkan pelatihan itupun sebagian mata pelajaran saja.
Akhirnya guru-guru dipinggiran cuek saja, kalau ada ya kita jalankan semampunya………..gitu kata mereka.