EMBUNG
Posted 31/08/2012
on:Krisis air di sebagian wilayah Indonesia masih dirasakan masyarakat, walaupun sebagian wilayah sudah mulai turun hujan. Seperti di sebagian wilayah Lampung sudah mulai gerimis dengan tidak merata di berbagai wilayah. Namun demikian, sebagian masyarakat masih banyak yang mencari air keperluan sehari-hari ke sumur tetangga yang masih banyak tampungan airnya.
Fenomena seperti ini setiap tahun selallu terjadi di berbagai wilayah pada saat musim kemarau. Masyarakat banyak berharap kepada pemerintah daerah untuk merencanakan penanggulangan krisis air jika saat musim kemarau tiba. Masyarakat di lingkungan perumahan berharap adanya bantuan sumur bor untuk memenuhi kebutuhan air di rumah tangganya. Sedangkan kebutuhan pertanian/perikanan masyarakat banyak berharap dibangunkan semacam waduk kecil (embung) untuk menampung air sebagai persediaan saat kesulitan air di musim kemarau.
Terkait dengan hal itu pula, BNPB telah menyelesaikan rencana aksi terpadu menghadapi kekeringan 2012. Menurutnya, sembilan provinsi menjadi prioritas penanganan. “Kesembilan provinsi tersebut adalah Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Papua Barat,” imbuhnya.
Upaya yang dilakukan oleh BNPB adalah distribusi air melalui tangki air, penyediaan pompa air, pembuatan sumur pantek atau sumur bor, hujan buatan dan pembangunan embung atau reservoir. Selain itu, ada pengaturan pemberian air untuk pertanian dengan sistem gilir giring.
Menurut Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho, sebanyak 1.500 embung akan dibangun di daerah-daerah hulu dan tengah daerah aliran sungai sebagai tandon air. Sistem pembangunan dengan program padat karya yang melibatkan masyarakat setempat, BPBD, Dinas Pertanian dan Dinas Pekerjaan Umum.
“Rata-rata biaya pembangunan embung Rp 60 juta per unit. Sedangkan lahan disediakan oleh pemerintah daerah. Adapun total biaya yang disediakan untuk penanggulangan bencana kekeringan Rp 60 miliar yang berasal dari dana siap pakai BNPB,” paparnya.
Embung
Embung atau tandon air merupakan waduk berukuran mikro di lahan pertanian ( small farm reservoir) yang dibangun untuk menampung kelebihan air hujan di musim hujan. Air yang ditampung tersebut selanjutnya digunakan sebagai sumber irigasi suplementer untuk budidaya komoditas pertanian bernilai ekonomi tinggi ( high added value crops) di musim kemarau atau di saat curah hujan makin jarang. Embung merupakan salah satu teknik pemanenan air ( water harvesting) yang sangat sesuai di segala jenis agroekosistem. Di lahan rawa namanya pond yang berfungsi sebagai tempat penampungan air drainase saat kelebihan air di musim hujan dan sebagai sumber air irigasi pada musim kemarau.
Sementara pada ekosistem tadah hujan atau lahan kering dengan intensitas dan distribusi hujan yang tidak merata, embung dapat digunakan untuk menahan kelebihan air dan menjadi sumber air irigasi pada musim kemarau. Secara operasional sebenarnya embung berfungsi untuk mendistribusikan dan menjamin kontinuitas ketersediaan pasokan air untuk keperluan tanaman ataupun ternak di musim kemarau dan penghujan.
Embung kecil memiliki batasan dalam design seperti luas Daerah Aliran Sungai (DAS) tidak boleh lebih besar dari 100 ha, tinggi tanggul tidak lebih dari 10 m, volume tampungan tidak boleh lebih besar dari 100.000 m³ air dan panjang jaringan pipa tidak boleh lebih panjang dari 3000 m. Apabila batasan dimensi ini dilampaui, maka embung ini disebut embung irigasi atau waduk kecil (Sumber : Kriteria Design Embung Kecil Untuk Daerah Semi Kering Di Indonesia, Puslitbang Pengairan, Balitbang Pekerjaan Umum, Departemen Pekerjaan Umum, 1994)
Embung mempunyai beberapa komponen antara lain daerah tadah hujan (Catchment Area), tanggul(Embankment), daerah genangan air (storage), saluran pembuangan (spillway), jaringan pipa dan bak-bak pelayanan (reticulation system) yang terdiri dari pipa distribusi, bak air bersih, bak air ternak dan bak air kebun serta bangunan pelengkap yang terdiri dari peil scale, pagar dan pintu pagar, bench mark dan papan informasi.
Bak-bak pelayanan pada setiap Embung kecil disesuaikan dengan kebutuhan, umumnya terdiri dari 3 unit antara lain 1 unit untuk bak air bersih, 1 unit untuk bak air ternak dan 1 unit untuk bak air kebun (Sumber : Pedoman Kriteria Desain Embung Kecil Untuk Daerah Semi Kering Di Indonesia, Puslitbang Pengairan, Badan Litbang Pekerjaan Umum, Departemen Pekerjaan Umum, 1994).
Manfaat Embung
a. Menampung air hujan/limpasan air hujan/air sungai/sumber air lainnya
b. Membantu kebutuhan air untuk pertanian/perikanan
c. Pengembangan obyek wisata
d.Miningkatkan taraf hidup masyarakat di sekitar embung
Contoh Embung di Yogya
diolah dari berbagai sumber
Contoh