EVALUASI PASCA RAMADHAN
Posted 14/09/2010
on:EVALUASI PASCA RAMADHAN
Apabila seseorang telah menyelesaikan pekerjaan yang menjadi tugas pokoknya, maka orang tersebut mengetahui hasil pekerjaannya baik atau tidak, sesuai dengan tujan dia mengerjakan tugas tersebut. Bagi seorang muslim melaksanakan tugas wajib berpuasa di bulan suci Ramadhan adalah suatu tugas yang dibebankan kepadanya oleh Allah SWT., agar orang tersebut menjadi manusia ber Taqwa di hadapan Allah SWT. Di bulan itu segala amal ibadah yang dilaksanakan dengan penuh keikhlasan dan hanya mengharap ridho-Nya, pahala yang di berikan dilipatgandakan berlipat-lipat, dibantu dengan membelenggu setan, diiming-imingi penuh Rohmat, Baroqah, serta maghfiroh, dan akhirnya kelak akan ditempatkan di jannah.
Bulan yang penuh dengan kemuliaan telah meninggalkan kita, kita mohon pada Allah, berharap kita masih diberi umur panjang sehingga kita masih diberi kesempatan bertemu dengan bulan Ramadhan untuk lebih meningkatkan amal ibadah dibandingkan dengan amal ibadah di Ramadhan tahun ini. Adakah diantara kita sudah merasa maksimal pelaksanaan ibdah di bulan Ramadhan tahun ini? Jika orang itu masih merasa dirinya manusia yang lemah, hina, tidak sombong, terhadap sang pencipta, tentu tidak akan berani mengatakan saya sudah puas dengan pahala yang saya peroleh tahun ini. Dengan bangganya, bersuka ria, berpesta pora meraih kebebasan setelah puasa satu bulan. Sedangkan para sahabat Nabi saat itu, merasa bersedih akan ditinggalkan oleh bulan Ramadahan. Karena merasa belum maksimal, masih banyak kekurangan dalam beribadah pada Allah SWT., dan apakah di Ramadhan tahun depan bisa menjumpai lagi bulan Ramahan itu? Bagaimana dengan kita? Saya? Anda?
Mari kita evaluasi (Muhasabah) hasil kerjaan kita selama satu bulan penuh berkaitan dengan Ibdah bulan Ramadhan tahun ini. Bagitu semangatnya kita melaksanakan ibadah puasa, tidak makan atau minum, menahan emosi, menahan tidak menggunjing, mata, telinga, mulut, tangan, kaki, banyak berdzikir, Shalat Taraweh, witir, tadarus Qur,an, ngaji, sodaqoh, infaq, zakat. Tanpak segalanya bisa dilaksanakan denngan mudah, ringan. Allah telah membantu dengan membelenggu setan agar tidak mengganggu hambanya dalam emelaksanakan perintah-Nya.
Menilai sesuatu tentu tidak gampang, dapat menggunakan patokan yang standar, sehingga memudahkan untuk mengevaluasi. Yang agak mudah, ringan adalah dengan cara melihat hasil atau reaksi yang ditimbulkan olehnya.
Sebagai contoh, dalam sehari sebelum puasa mereka shalat berjamaah di masjid satu kali
Setelah puasa ramadhan menjadi tiga kali. Banyak berinfaq, sodaqoh, berzakat, tadarus, dan lain-lain. Ini namanya berhasil, ada tambahan perubahan perilakiu dalam beribadah. Sebaliknya mungkin ada yang kesehariannya sama seperti bulan sebelumnya, tanpa peningkatan. Ini yang rugi.
Apakah kita ada perubahan dalam hal ibadah setelah ramadhan selesai?
Apakah perubahannya tidak ada? Coba renungkan dan evaluasi diri kita , sampai dimana kita telah berusaha melaksanakan perintah-Nya !!! ”Koreksi dan evaluasi dirimu sebelum tiba saatnya untuk di evaluasi”(Umar bin khothob)
Tinggalkan komentar