Lampung Tengah Rusuh, Kesejahteraan Warganya Minim?
Posted 09/11/2012
on:- In: Berita
- Komentar Dinonaktifkan pada Lampung Tengah Rusuh, Kesejahteraan Warganya Minim?
Lampung Rusuh Lagi, kini giliran di Kab. Lampung Tengah tepatnya di Desa Kesuma Dadi Kec. Bekri. 13 rumah dibakar masa oleh segerombolan warga dari Kampung Buyut Udik Kec. Gunung Sugih Lampung Tengah. Syukur tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini, namun trauma dipastikan menghinggapi para penduduk Kesuma Dadi dan sekitarnya. Mengingat jumlah warga ribuan orang dengan memegang berbagai senjata terhunus siap membunuh siapa saja yang dianggap musuhnya. Bisa jadi akan salah sasaran bila ada orang yang bukan penduduk setempat namun saat kejadian berada di desa yang diserang.
Kampung Kesuma Dadi yang berjumlah 3,626 orang serta Buyut Udik 4,078 orang (data 2010), ini menggambarkan kekuatan yang tidak seimbang. Yang dikhawatirkan adalah masuknya orang-orang dari kampung lain yang ikut bergabung menyerang Kesuma Dadi. Sehingga menambah suasana makin mencekam. Apalah artinya kekuatan aparat keamanan yang diterjunkan sudah cukup banyak, namun emosi warga yang tidak terkendali tentu menyulitkan personil keamanan menghalau mereka. Warga lebih paham jalur-jalur yang bisa dilalui untuk menuju lokasi penyerangan.
Inilah gambaran sebuah peristiwa yang mengerikan membuat trauma bagi warga yang akan diserang atau warga sekitar yang dilalui rombongan penyerang. Sebuah “kebanggaan” bagi sang PROVOKATOR atas keberhasilan provokasinya. Inilah yang mesti dicari aparat keamanan, siapa dalangnya?
Lampung yang tadinya “aman” kini warganya ada rasa was-was, jangan-jangan suatu hari nanti meletus peristiwa yang demikian. Tentu semua orang tidak menginginkan hal tersebut, namun apa yang mesti diperbuat agar kedepannya tetap aman, nyaman. Bertani tetap tenang menikmati hasil panen dari jerih payahnya tanpa ada rasa khawatir akan dirampok. Beternak tetap bisa menikmati hasilnya tanpa gangguan ternaknya dicuri orang. Ternak peliharaannya merupakan tabungan untuk memenuhi berbagai biaya hidup, biaya sekolah, biaya kesehatan serta lainnya. Para pelajar, mahasiswa tenang berangkat sekolah naik kendaraan tidak takut kendaraannya dibegal. Para pegawai tidak was-was dalam pejalanannya ke kantor dan pulang dari gangguan begal. Pedagang juga tidak takut di palak, dib egal, dirampok. Para sopir tidak was-was, takut lewat jalan yang mesti dilewati untuk mencari nafkah dari ketakutan dibegal, dipalak, dirampok.
Kesejahteraan !!!! Kesejahteraan warga minim. Barangkali ini sumber yang bisa menyebabkan berbagai konflik sosial di masyarakat. Mencari rezeki yang halal termasuk susah, lapangan kerja sedikit, persaingan usaha sangat ketat, mengakibatkan sebagian masyarakat yang kesulitan ekonomi mencari jalan pintas mencari rezeki. Bekerja cepat untuk mendapatkan uang, tanpa susah payah, ya mencuri, merampok, mbegal. Mencuri apa saja. Termasuk sapi, motor, buah-buahan, uang negara,dsb. Namun demikian, bagi si pemilik barang yang dicuri tentu akan marah , emosi terhadap siapa saja yang mengambil barangnya. Bersusah payah mengurusi usahanya, belum menikmati hasilnya, sudah dicuri…Huuuuuuuuuuuuuuuuuuuh kalau ketangkep , tak …………………..laporkan ke polisi.
Inilah permasalahan yang mesti diperhatikan pemerintah, tentu dalam hal ini para pejabat pelaksana yang bertanggung jawab merealisasikan harapan rakyat untuk bisa hidup sejahtera. Bukan malah berbuat ikut mencuri uang negara alias korupsi.