Awas Target Hasil UN 2013 Lulus 100 %
Posted 29/03/2013
on:Ujian Nasional 2013 tinggal sebentar lagi, semua komponen bangsa yang terkait dengan pendidikan anak dari tingkat SD hingga SLTA dibuat sibuk dengan adanya UN model soal 20 variasi. Dari siswa, orang tua yang peduli dengan pendidikan anak-anaknya, guru, kepala sekolah, pejabat-pejabat dinas pendidikan, ataupun para kepala daerah sudah sibuk mempersiapkan segala sesuatunya.
Kesibukan yang dilakukan tersebut dilakukan agar hasil UN anak-anak tersebut mencapai target LULUS 100 %. Jika anak-anak lulus 100 %, itulah harapan terakhir selama mengenyam pendidikan di sekolah dengan predikat lulus. Bagaimana dengan guru? Guru juga berharap anak-anak didiknya bisa lulus semua sesuai dengan tingkat kegigihan masing-masing dalam belajar selama di bangku sekolah. Guru juga tidak “terlalu” senang dengan keberhasilan 100 % akibat tekanan dari berbagai pihak agar kelulusannya dibuat 100 %. Siswa mempunyai kemampuan yang berbeda-beda, usaha yang berbeda pula, tentu guru punya alas an tersendiri dengan ketidak “senang”annya tersebut.
Bagaimana pula dengan pejabat di dinas pendidikan terkait target kelulusan harus 100 % ? Segala cara tentu akan ditempuh oleh pejabat di dinas agar kelulusan di wilayah kerjanya tidak jeblog. Bisa saja kepala sekolah ditekan agar kelulusan anak-anaknya bisa mencapai target paling tidak 100 %. Bagaimana jika tidak tercapai ? Wow, bisa digeser jabatan kepseknya.
Jangankan hanya dinas ditingkat kabupaten/kota, kepala daerah tingkat II-nyapun bisa dibuat malu atau dimarah gubernur jika propinsi wilayah di bawah naungannya mendapat rangking terakhir se-Indonesia. Resiko terberat bisa dialami oleh para pejabat seperti kepala sekolah dan kepala dinas yaitu dicopot jabatannya jika hasil UN jeblog hingga rangking bawah.
Barangkali ada benarnya pemerintah dalam hal ini , Anggota Badan Standar Nasional Pendidikan Indonesia (BSNPI) Ujian Nasional 2013 dibuat lebih sulit. Langkah itu diambil untuk meningkatkan kualitas ujian dari tahun-tahun sebelumnya. Tingkat kesukarannya dibuat lebih sulit sehingga kredibilitas diharapkan menguat dari waktu ke waktu. Serta syarat kelulusan Ujian Nasional adalah rata-rata nilai 5,5, dengan minimal nilai setiap pelajaran adalah 4,5.
Selain meningkatkan kesukaran soal, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) juga menambah varian soal Ujian Nasional. Jenis soal bisa mencapai 20 macam di seluruh Indonesia yang tahun lalu kelas yang berisi 20 orang terdiri atas 5 jenis soal berbeda. Tahun ini dalam satu kelas terdiri atas 20 jenis soal yang berbeda. Itupun setiap soal dan lembar jawaban satu paket melekat dalam bendel disertai kode yang sulit dibaca dengan mata telanjang, karena menggunakan barcode. Dengan demikian siswa juga kesulitan bertanya kepada temannya kode soalnya sama atau tidak.
Bagi yang ingin bermain-main dengan target kelulusan 100 % di atas, tanpa mempersiapkan anak-anak didiknya dengan matang, tentunya sudah mempersiapkan trik-triknya agar bisa mencapai tujuannya. Kita tunggu saja hasilnya….