Tips Memilih Calon Presiden
Posted 22/05/2014
on:- In: Berita
- Komentar Dinonaktifkan pada Tips Memilih Calon Presiden
Indonesia sudah merdeka 69 tahun. Sudah cukup umur untuk mengarungi kehidupan kenegaraan dalam mengisi kemerdekaan yang diperjuangkan berabad-abad lamanya. Suka duka telah dinikmati bangsa ini selama 69 tahun setelah merdekannya. Rakyat Indonesia yang berjumlah 250 jutaan berharap hidup dengan kemakmuran. Sebuah harapan rakyat terhadap bangsa ini, bangsa ini memerlukan para pemimpin yang bisa membuat rakyat hidup dalam kedamaian, ketenangan, kenyamanan, kemakmuran yang merata. Nampaknya sampai dengan tahun ini rakyat Indonesia belum akan bisa menikmatinya.
Bangsa besar dan berpenduduk cukup besar di kawasan Asia, dan terbesar di kawasan Asia Tenggara ini, Indonesia masih perlu perjuangan yang lebih ekstara dalam memakmurkan rakyatnya. Indonesia sangat terkenal dengan negara KORUP, banyak pemimpinnya memiliki kemampuan dan keahlian dibidang korupsi. Sehingga pemerintahannya kewalahan dalam menangani korupsi.
Indonesia yang terdiri dari puluhan ribu pulau dengan beragam suku, bahasa, budaya dengan karakter yang berbeda-beda menyebabkan bangsa ini susah dibuat maju. Tersebarnya penduduk ke berbagai pulau menyebabkan pembangunan susah dibuat ADIL, bukan merata. Beragamnya keinginan berbagai masyarakat ingin berbakti kepada negara dan bangsa melalui jalur-jalur pemerintahan dan politik. Yang pada ujungnya terjadi persaingan untuk mendapatkan kedudukan dan jabatan dengan berbagai macam cara ditempuh.
Indonesia memerlukan seorang pemimpin sentral yang bisa diterima rakyat dari berbagai kalangan. Tentu ini sebuah harapan yang sangat sulit diwujudkan, karena keberagaman diatas. Biarkan para tokoh masyarakat bersaing ingin menjadi Presiden, saling sikut, saling tohok, saling jegal, dengan didukung oleh orang-orang yang ingin jadi pejabat, kedudukan setelah yang dijagokan menang.
Masyarakat Indonesia hanya ingin Soekarno, telah berjasa memerdekan bangsa ini dari belenggu penjajah. Soeharto telah mengisi kemerdekaan dengan Orde Barunya, pro-kontra keberhasilan Suharto , tetap dikenang masyarakat saat itu pembangunan lancar-lancar saja, kualitas bagus, rakyat kecil tidak begitu susah makan, pertanian maju. Jaman dia korupsi tetap ada, hanya beberapa saja yang menikmatinya. Keamanan bagus, masyarakat tetap nyaman, aman. Suharto orang Militer. Bagaimana dengan Habibi? Timor-Timur Lepas, negara kacau balau hingga saat ini. Habibi orang sipil. Kemudian Gusdur, pembangunan dan keamanan sama saja, kebebasan merajallela, karena TIDAK INGIN REPOT. Kemudian presiden sipil Megawati, Sipadan Ligitan diambil alih Malaysia, keamanan kemakmuran tidak beranjak baik. Terakhir SBY, keamanan dan kemakmuran sama saja. Keamanan terkait negara tetangga masih aman, separatis, teroris, masih diburu.
Bagaimana dengan presiden mendatang (2014-2019) ?
Kesimpulannya : Masih diperlukan Presiden dari Militer. Perlu ketegasan, keberanian dengan pengganggu keamanan baik dari dalam maupun luar negeri. Hati-hati dengan perbatasan PNG, separatis disana belum bisa diatasi. Keamanan di masyarakat masih perlu ketegasan, Penembak Misterius masih diperlukan untuk membasmi penjahat. Lebih banyak kkorban teroris atau korban pembegalan, perampokan, pemalakan. Masyarakat dibuat takut bawa motor baik siang/malam, takut dirampok/dibegal , motor hilang dicuri dsb.
Yang Penting Presidennya dari MILITER titik. Siapapun dia. Sampaikan ini ke masyarakat bila ingin negara ini aman, setelah aman……..periode berikutnya silahkan dari sipil juga boleh.