“Sabda Tama” Sultan HB X dan Adipati Paku Alam
Posted 15/06/2012
on:- In: Berita
- Komentar Dinonaktifkan pada “Sabda Tama” Sultan HB X dan Adipati Paku Alam
Raja Keraton Yogyakarta Sultan Hamengku Buwono X menyampaikan sabda tama (amanat) kepada para abdi dalem dan seluruh masyarakat Yogyakarta, Kamis (10/5/2012) sore.
Inilah isi amanat Sultan yang disampaikan dalam bahasa Jawa:
“Ingsun kang jumeneng nata Mataram medarake sabda . Dene Karaton Ngayogyakarta saha Kadipaten Pakualaman iku loro-loroning atunggal “.
“Mataram iku negri kang merdika lan nduweni paugeran lan tata kaprajan dhewe. Kaya kang dikersaake lan dikeparengake, Mataram ngesuhi nuswantara, nyengkuyung jejeging negara, nanging tetep ngagem paugeran lan tata keprajane dhewe”.
“Kang mangkana iku kaya kang dikersaake, Sultan Hamengku Buwono sarta Adipati Paku Alam kang jumeneng, katetepake jejering gubernur lan wakil gubernur” .
Saya yang bertakhta sebagai Raja Mataram menyampaikan amanat.
Bahwa Keraton Yogyakarta dan Kadipaten Pakualaman itu adalah dwitunggal.
Mataram adalah negeri yang merdeka dan memiliki peraturan serta tata pemerintahan sendiri.
Karena itu, seperti yang dikehendaki dan diperkenankan, Mataram termasuk bagian dalam Nusantara dan mendukung berdirinya negara Republik Indonesia. Akan tetapi, tetap memakai peraturan dan tata pemerintahan sendiri.
Itulah yang dikehendaki Sultan Hamengku Buwono dan Adipati Paku Alam yang bertakhta dan ditetapkan sebagai gubernur dan wakil gubernur.
Inilah isi kira-kira amanat Sultan yang diterjemahkan dalam bahasa Inggris
My throne as the king of Mataram convey the message.
That the Sultan Palace and the Duchy Pakualaman it is duumvirate.
Mataram is an independent country and has its own rules and governance.
Therefore, as desired and allowed, Mataram including the Nusantara and supporting the establishment of the Republic of Indonesia. However, it retains its own regulation and governance.
Is the will of the lane and the Duke of Paku Alam the throne and established as a governor and lieutenant governor.
Agar tidak terjadi perbedaan penafsiran isi amanat Raja Yogyakarta tersebut, karena disampaikan dalam bahasa jawa, silahkan hubungi langsung pihak keraton Yogyakarta.