Tsunami Aceh 2012, gempa besar Tsunami kecil
Posted 12/04/2012
on:Setelah diguncang gempa 8,5 SR pada Rabu (11/04) kemarin, warga Aceh bersyukur tak terjadi tsunami. Mudah-mudahan tidak akan berlanjut di kemudian hari. Alhamdulillah, bencana gempa kali ini minim korban dibandingkan tsunami 2004 lalu, masyarakat telah bisa mengantisipasi kejadian karena pengalaman tahun 2004.
Masyarakat Aceh diharapkan lebih waspada akan kejadian kejadian bencana yang akan datang, masyarakat juga mampu menahan emosi dan gejolak jiwa, jangan terjadi kekacauan seperti pilkada tahun ini.
Gempa 8,5 skala Richter yang berpusat di Simeulue, Aceh, Rabu (11/4/2012) pukul 15.38, memicu kepanikan di sepanjang pesisir barat Sumatera. Gempa berikutnya terjadi pukul 17.43 berkekuatan 8,8 skala Richter. Para ahli mengkhawatirkan gempa beruntun ini akan memicu gempa yang lebih besar.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan, dibandingkan dengan gempa dan tsunami Aceh 2004, situasi pasca gempa kali ini lebih terkendali. Sistem peringatan dini bekerja dengan baik. ”Situasi sekarang terkendali, berbeda dengan tsunami Aceh 2004 dan bencana-bencana lainnya,” kata Yudhoyono dalam jumpa pers bersama Perdana Menteri Inggris David Cameron, di Istana Merdeka, Jakarta, kemarin.
Ahli geologi dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Danny Hilman mengatakan, gempa kali ini terjadi di luar zona penunjaman (subduksi) atau pertemuan Lempeng Indoaustralia dan Lempeng Eurasia. ”Gempa ini dipicu sesar geser di Lempeng Indoaustralia. Adapun gempa tahun 2004 yang menyebabkan tsunami besar terjadi di zona subduksi akibat sesar naik,” katanya.
Ahli tsunami Gegar Prasetya menyebutkan, gempa pada lempeng ini tidak akan memicu tsunami besar. ”Kekhawatiran kami, guncangannya memicu terjadinya gempa di zona subduksi. Jika terjadi, potensi tsunaminya bisa sebesar Aceh tahun 2004, bahkan lebih besar,” kata Gegar.
Gempa Besar Tsunami Kecil
Besarnya jauh lebih kecil dari tsunami pada tahun 2004. Mengapa? Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho menjelaskan, alasan tsunami hanya berskala kecil terkait lokasi pusat gempa dan gerakan sesar. “Pusat gempa terjadi di luar zona subduksi,” ungkap Sutopo dalam konferensi pers, Rabu (11/4/2012).
Zona subduksi adalah zona tempat bertemunya dua lempeng. Diketahui, gempa pertama dan sejumlah gempa susulan yang terjadi berpusat di sebelah barat zona subduksi, menjauh dari daratan Pulau Sumatera. Gempa kali ini berbeda dengan gempa Aceh pada 2004. Apabila pusat gempa berada di luar zona subduksi, potensi tsunami tetap ada, tetapi lebih kecil. “Gempa juga terjadi akibat sesar geser, bukan naik atau turun,” ujar Sutopo menambahkan.
Ada tiga gerakan sesar, yakni vertikal, horizontal, dan miring (oblique). Gerak sesar vertikal lebih berpotensi mengakibatkan tsunami. Pada gempa kali ini, gerak sesar yang terjadi adalah miring, didominasi gerak sesar datar. Dengan demikian, tsunami bisa terjadi, tetapi sangat kecil.
Danny mengatakan, ancaman gempa di zona penunjaman yang berada pada segmen Pulau Siberut sudah di depan mata. Karena itu, ia mengingatkan agar masyarakat terus meningkatkan kewaspadaan.