Daya Nalar Pendidikan Indonesia Rendah !
Posted 09/02/2013
on:- In: Berita
- Komentar Dinonaktifkan pada Daya Nalar Pendidikan Indonesia Rendah !
Penyebab rendahnya daya nalar pendidikan di Tanah Air, adalah kurikulum yang kurang baik, kurangnya guru terlatih, dan kurangnya penekanan pada penalaran pada pemecahan masalah.,tutur Matematikawan dari Institut Teknologi Bandung, Prof Dr Iwan Pranoto
Pendidikan yang ada, terlalu memuliakan perilaku kepatuhan. Bukan mengembangkan daya pikir dari anak yang dididik.
Siklus pengajaran mata pelajaran matematika dan sains di sekolah, nyaris mengikuti pakem yang sama seperti guru masuk kelas, menyapa, lalu menuliskan rumus pada papan tulis, kemudian memberikan contoh pengerjaannya, dan akhirnya meminta siswa mengerjakan kumpulan soal-soal latihan.
Bila pengajaran dilakukan dengan metode pengajaran oleh guru seperti itu, maka itu bukanlah matematika dan sains tapi matematika semu. Kecakapan yang diperlukan oleh anak-anak bukan menghapal melainkan kemampuan untuk menyelesaikan masalah dan berkomunikasi.
Maka pemerintah melalui Kemendikbud merubah kurikulum yang didesain untuk melatih daya nalar peserta didik.
“Pendekatan yang diterapkan dalam Kurikulum 2013 yaitu pendekatan saintifik yang melatih daya nalar anak didik. Pendekatan ini juga ditujukan untuk membangkitkan kreatifitas yang berujung pada inovasi,” ujar Nuh di Samarinda, Sabtu (9/2)
Menurut Nuh pergantian kurikulum merupakan tuntutan akan kebutuhan peningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia. “Jika anak-anak muda Indonesia tidak kompeten meski jumlahnya banyak percuma,” ujar Nuh.
Lebih lanjut Nuh menuturkan perubahan kurikulum merupakan hal yang genting dan penting. Nuh juga menambahkan Kurikulum 2013 dipersiapkan bukan hanya untuk mendidik SDM Indonesia saat ini tapi juga mempersiapkan SDM di masa depan. “Semoga Kurikulum 2013 dapat membangkitkan kreatifitas SDM Indonesia yang berujung pada kemampuan untuk inovasi di masa depan,” ujar Nuh.