Rumah Qur’an di Puncak Merapi
Posted 17/03/2014
on:Pasca erupsi Gunung Merapi 2010 lalu, Program Pembibitan Penghafal Al Qur’an (PPPA) Daarul Quran melaksanakan program pembangunan kawasan permukiman di lereng Merapi. Program bertajuk “Kampung Qur’an Merapi” ini menargetkan pembangunan 300 rumah secara gotong-royong.
Setelah adanya erupsi Merapi berlalu, ternyata warga lebih memilih kembali ke desa asal mereka. Ternak dan lahan pertanian subur di lereng Merapi, rupanya sudah menyatu dalam jiwa mereka. Padahal, menurut prakiraan Tim Ekspedisi Sabuk Merapi, ancaman erupsi Gunung Merapi pasca letusan 2010 diprediksi mengarah ke lereng selatan yang saat ini dihuni lebih dari 1000 keluarga di sembilan dusun (Kalitengah Lor, Kalitengah Kidul, Srunen, Singlar, Glagahmalang, Gading, Jetis Sumur, Ngancar, Besalen yang masuk Desa Glagaharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman).
Desa tersebut berada di kawasan rawan bencana (KRB) III terdampak langsung erupsi yang berjarak sekitar 4 kilometer dari arah puncak. Kini, di kawasan rawan tersebut sektor pertanian dan perekonomian sudah berjalan baik. Warga pun merasa aman dengan keberadaan Bukit Kendil yang dianggap bisa menjadi tameng dusun dari erupsi Merapi. Untuk memperkuat benteng erupsi, PPPA Daqu menggelar Program Rumah Quran bersama relawan YKPU (Yayasan Klaten Peduli Umat).
Bagaimanapun Gunung Merapi hanyalah mahluk Allah. Allah lah yang dapat memerintahkannya, sebagaimana disebutkan dalam Surah Al-Araf ayat 143, Allah pula yang menghacurkan Bukit Sinai saat Nabi Musa penasaran ingin melihat Allah SWT atas desakan kaumnya (QS Al-Hasyr : 21). Insya Allah, Kampung Quran akan menjadi benteng erupsi yang kokoh, karena Program ini dibiayai dana sedekah. Sedang sedekah jauh lebih dahsyat ketimbang kedahsyatan gunung.
Sumber : daqu.or.id dan Anekaartikel