TKW : ”Sungguh Malang Nasibmu”
Posted 21/12/2010
on:- In: Uncategorized
- Komentar Dinonaktifkan pada TKW : ”Sungguh Malang Nasibmu”
Nasib Tenaga Kerja Wanita (TKW) Indonesia sebagian mengalami berbagai tindak kejahatan kekerasan, pelecehan seksual, dan ada juga yang mengalami tindak pelecehan bidang agama. Namun banyak TKW berhasil secara finansial, telah mengumpulkan banyak uang untuk dikirim kepada keluarganya di Indonesia. Keberhasilan secara ekonomi membuat ”iri” teman, tetangga, kerabatnya akan keberhasilan meraih uang di negara lain sebagai TKW.
Inilah yang menyebabkan banyak yang berminat untuk mejadi TKW dengan berbagai macam cara akan ditempuh untuk mencapai cita-citanya. Dengan berbekal ijazah yang dia punya, ketrampilan terbatas dan sedikit di ’karbit” dengan kursus kilat oleh jasa pengerah tenaga kerja, siaplah mereka diberangkatkan untuk meraih uang di negri orang, ke Malaysia, Singapura, Taiwan, Korea, Arab Saudi, dsb.
Banyak berita mengenaskan mengenai TKW Indonesia yang mengalami tindak kekerasan oleh majikannya di berbagai negara. Ada yang pulang tanpa nyawa, pulang fisiknya cacat, ada yang stress, gaji tidak dibayar, TKI ilegal tertangkap dipenjara. Bagi TkI yang bekerja di perorangan atau perusahaan, dengan jam kerja yang ketat, menyulitkan bagi mereka yang muslim sulit menjalankan ibadah wajibnya. Ada yang harus sembunyi-sembunyi jika akan shalat. Yang lebih parah lagi tiga orang TKW muslim yang bekerja di Taiwan, padahal mereka bekerja bersama 350.000 tenaga asing lainnya, diduga ”dipaksa” makan daging babi. Sebut saja Chang Wen-lin Seorang pemilik pabrik garmen Taiwan dijatuhi hukuman enam bulan penjara oleh pengadilan distrik Panchiao di Taipei karena memaksa tiga wanita Muslim stafnya untuk memakan daging babi,
dia berpikir bahwa makan daging babi akan memberikan wanita itu energi yang kuat. Sebagai seorang muslim taat tentu harus ditolak. Makan daging babi bagi muslim adalah haram. Melanggar yang haram adalah dosa besar.
Sungguh memprihatinkan sekali. Tujuan mereka adalah ikut berusaha mendapat tambahan penghasilan, membantu suami dalam menopang ekonomi keluarga, biaya hidup, biaya pendidikan, kebutuhan sandang dan papan. Namun banyak juga kasus menimpa para TKW yang telah mati-matian mendapatkan uang untuk dikirim ke keluarganya, namun sang suami yang di Indonesia dengan leluasanya menghambur-hamburkan uang hasil jerih payah istrinya, untuk mabuk-mabukan, selingkuh dengan wanita lain, tidak mau kerja lagi. Sehingga saat sang istri pulang, di rumah hanya ada perabot rumah 2 atau 4 tahun yang lalu sama seperti yang saat ditinggal akan ke luar negeri. Rumah tetap seperti yang dulu tanpa ada perubahan. Sungguh malang TKW ini.
Sunnguh perjuangan yang sangat berat, bermaksud ingin meningkatkan ekonomi keluarga, karena memang peluangnya lebih banyak wanita daripada pria untuk bekerja di luar negeri. Jika tenaga pria, harus betul-betul punya skill yang bagus. Tidak seperti wanita.
Mestinya, sebagai suami yang bertanggung jawab melarang sang istri untuk pergi bekerja ke luar negeri dengan lebih banyak resiko yang harus ditanggung sebagai seorang perempuan. Suami mesti bertanggung jawab dalam pemenuhan ekonomi keluarga, apapun tantangannya, resikonya. Sebagai suami selaku imam dan kepala keluarga harus bertanggung jawab dalam memenuhi kebutuhan keluarganya. Perlu diberikan pengertian dan pengetahuan pada calon-calon TKW dan suami-suami mereka. Pemerintah juga harus bertanggung jawab masalah ini, terutama tanggung jawab mensejahterakan rakyatnya.
Kapan Indonesia akan bangkit ekonominya sehingga tanpa harus mengirimkan mereka –mereka menjadi TKI sebagai pahlawan devisa negara ?.