Tanda Orang Bodoh
Posted 28/03/2014
on:- Di: Kultum
- Komentar Dinonaktifkan pada Tanda Orang Bodoh
Sahabat Nabi saw. , Abu Darda’ memberi kita tiga standar ukuran dan parameter acuan untuk meraba hakikat kebodohan tersebut. Artinya apabila ada tiga perkara dalam diri kita, atau satu saja dari tiga hal tersebut, maka kita tergolong orang yang tiada berilmu atau bodoh.
Sahabat yang zuhud ini pernah bertutur, “Indikasi kebodohan itu ada tiga hal : Ujub (mudah bangga diri), banyak mengobral pembicaraan yang tidak memiliki manfaat dan mencegah perbuatan dosa, tapi dia justru terpuruk di dalamnya”
Jika kita amati dan rnungkan tiga indikator tadi yang telah disampaikan oleh sahabat Rasulullah ini, maka sangat mungkin manusia yang secara kasat memiliki ilmu luas, pengetahuan yang dalam, prestasi puncak, meraih beberapa penghargaan dari manusia dst. Ia masuk dalam kategori jahil, jika ia bangga dengan kelebihan yang ia miliki. Baik itu dibidang ilmu, amal, iman, dakwah, ibadah, penghambaan diri dan bidang lainnya.
Sehebat apapun orang tersebut, banyak ilmu, banyak karya yang dihasilkan, dan seabrek prestasi lainnya, sungguh sayang jika sampai terjerumus kedalam ujub. Bahkan karena ujubnya banyak celotehnya yang tidak ada manfaat.
Sebentar lagi pemilu 2014, sekarang ini banyak calon legislatif berkampanye, menyampaikan berbagai program, janji-janji ke masyarakat jika nanti kepilih akan melaksanakan janjinya. Banyak celotehan yang disampaikan dengan harapan agar masyarakat memilihnya. Kita tunggu saja calon legislatif yang terpilih itu masuk kategori jahil atau tidak. Jika ia ingkar akan janjinya maka mereka termasuk golongan yang jahil.
Usamah bin Zaid meriwayatkan, seseorang didatangkan pada hari kiamat kemudian dilemparkan ke dalam neraka hingga ususnya terburai keluar dan berputar-putar di dalam neraka seperti keledai mengitari alat penumbuk gandumnya, kemudian penduduk neraka bertanya,” Hai fulan ! Apa yang menimpamu, bukankah dulu engkau memerintahkan kebaikan dan mencegah kemungkaran?”
Ia menjawab, “Benar dulu aku memerintahkan kebaikan tapi aku tak melakukannya dan aku melarang kemungkaran tapi aku melakukannya.” (HR. Muslim)
Bertanyalah pada hati nurani diri sendiri yang paling dalam, apakah kita masuk golongan orang yang cerdas atau bodoh.