Masyarakat Tolak Sertifikasi Da’i dan Ustadz
Posted 11/09/2012
on:- In: Berita | Islam | Sertifikasi
- Komentar Dinonaktifkan pada Masyarakat Tolak Sertifikasi Da’i dan Ustadz
Bola panas “Ide sertifikasi bagi da’i dan ustadz” sudah terlanjur bergulir dan menjadi bahan perbincangan masyarakat terutama dikalangan santri dan masyarakat yang cinta dengan dakwah. Berbagai kalangan telah menyampaikan pendapatnya dengan tegas menolak ide tersebut.
Walaupun Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Ansyaad Mbai menegaskan bahwa pihaknya tidak pernah mengusulkan agar ada sertifikasi ulama di Indonesia, namun masyarakat sudah mendengarnya. Mau tak mau masyarakat akan merespon atas segala sesuatu yang dapat menganggu kenyamanan, ketentraman, kerukunan, aktifitas keagamaan serta aktifitas seorang da’i.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Ansyaad Mbai berdalih bahwa Direktur Deradikalisasi BNPT Irfan Idris ketika acara dalam diskusi Sindoradiao, Polemik, bertajuk “Teror Tak Kunjung Usai” di Warung Daun, Jl Cikini Raya, Jakarta Pusat, Sabtu (8/9/2012). Katanya hanya mengambil contoh negara Singapura yang membuat sertifikasi ulama untuk kepentingan deradikalisasi.
Mengapa harus mencontoh Singapura atas keberhasilannya menghambat radikalisme? Ini merupakan sebuah tindakan yang tidak tepat, mengingat bahwa beda Indonesia , beda pula Singapura.
Ingat !!! sebutan atau gelar kyai, ustadz, buya, tuan guru dan lainnya bagi ulama adalah gelar yang disematkan masyarakat sebagai bentuk pengakuan serta penghormatan kepada seseorang yang dinilai dan diakui keilmuan agamanya.
Inilah salah satu bentuk kontrol yang akan diterapkan, sehingga akan berakibat rusakknya tatanan masyarakat. Masyarakat sudah maklum dimana setiap harinya diberi nasehat, diceramahi oleh para da’i dan Ustadz, itupun bangsa ini masih saja terpuruk. Jadi tak tepat apabila pemerintah menentukan seseorang pantas atau tidak, berhak atau tidak berhak menyandang gelar da’i , Ustadz dan Ulama melalui sertifikasialam. Pemerintah dalam kasus ini tetaplah fokus dalam menangani terjadinya terorisme oleh segelintir orang yang mengatasnamakan Islam. Laksanakan sesuai tupoksi (tugas pokok dan fungsi) masing-masing sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Kalau anda ingin tetap bisa berdakwah sesuai kemampuan walaupun bukan seorang da’i , tolak ide tersebut.
Kenapa harus ditolak? Anda tidak akan mampu mendapatkan sertifikasi da’I jika ilmu yang dimiliki juga masih sedikit, sementara kewajiban berdakwah tetap melekat sebagai seorang muslim.