Premium Langka, pedagang untung besar
Posted 18/04/2011
on:- In: Berita
- Komentar Dinonaktifkan pada Premium Langka, pedagang untung besar
Beberapa pekan terakhir, bahan bakar premium sulit dicari di sejumlah kabupaten dan kota di Lampung.Kelangkaan premium ini antara lain terjadi di Kota Metro, Lampung Timur, dan SPBU lain terutama di lintas Sumatra sekitar Lampung Tengah.
Berdasarkan pemantauandi wilayah pinggiran ini kerap diserbu oleh pengecer-pengecer, puluhan pengecer antre. Puluhan jeriken berukuran 25 liter, 30 liter ditumpuk rapi di depan mesin pengisi. Para pedagang menggunakan sepeda motor yang penuh dipasang jeriken, mereka ini mudah ditemui di setiap SPBU .
Pihak-pihak terkait semestinya memperhatikan kondisi semacam ini, seperti Pertamina, pemilik SPBU, Polisi dengan mengatur pembelian dengan menggunakan jeriken. Jika perlu para pedagang harus didaftar, seperti kartu anggota dan pembeliannya system kuota. Pada saat pembelian bisa terkontrol dengan menunjukkan kartu identitas untuk membatasi pembelian yang berlebihan . Dapat juga diatur per wilayah khusus pedagang pembeli jerikenan. Jika kondisi normal hal semacam ini tidak diberlakukan.
Kebanyakan para pedagang ini banyak menampung premium di rumah masing-masing, mumpung langka sehingga meraup keuntungan yang berlebih. Harga eceran di pinggi-pinggir jalan bervariasi antara Rp. 5.500 s/d ada Rp. 6.000.
Yang membuat konsumen berkendaraan motor gemes dan sering jengkel adalah di sekitar SPBU banyak pedagang premium dengan tampungan yang banyak, pada saat di SPBU kosong. Agak lumayan tidak menjengkelkan bila dagangnya jauhan dari SPBU.
Masyarakat berharap kepada aparat terkait untuk mentertibkan pedagang macam begini. Bila perlu di razia, agar tidak ada yang menggunakan ajian mumpung, dengan mengambil untung yang besar tetapi menyusahkan orang lain.
Apalagi sekarang ini pemerintah dalam hal ini Kementrian Pendidikan dan Kementrian Agama melaksanakan hajat nasional yaitu UJIAN NASIONAL. Orang tua berpikir bagaiman anaknya bisa sampai ke sekolah jika kendaraan tidak ada bensinnya, sedangkan anaknya berjuang dengan belajar agar sekolahnya sukses, sehingga lulus Ujian Nasional. Kita berharap semua peduli akan kelancaran transportasi, utnuk keberhasilan anak-anak kita generasi penerus.