Bentrok di PT Central Pertiwi Bahari 3 Orang Tewas
Posted 14/03/2013
on:- In: Berita
- Komentar Dinonaktifkan pada Bentrok di PT Central Pertiwi Bahari 3 Orang Tewas
Lagi-lagi bentrok antar dua massa terjadi di Lampung. Kali ini terjadi di tambak udang PT Central Pertiwi Bahari bekas PT Central Pertiwi Bratasena yang lebih dikenal dengan tambak Bratasena. Dua kelompok petambak yang selama ini berbeda sikap terhadap perusahaan PT CPB di Dente Teladas, Kabupaten Tulangbawang, Lampung, Selasa, terlibat bentrokan, sehingga mengakibatkan 3 tewas dan puluhan orang mengalami luka-luka.
Bentrokan yang terjadi antara petambak plasma Forum Silaturahmi (Forsil) dengan plasma P2K (Petambak Pro-Kemitraan )dan karyawan yang sedang tugas ronda di Pos Ronda PLO dan Pos Ronda FPD.
Bentrokan itu dipicu akibat Cokro Edy Prayitno sang Ketua pengurus Forsil serta-anggota Forsil yang menolak diperiksa ketika melewati Pos Security Pasiran setelah bersilaturahmi ke rumah Mubayin di Pasiran. Karena menolak diperiksa, maka Cokro dan Pengurus-Anggota Forsil dilarang masuk lokasi tambak PT CPB, dan akhirnya Cokro dan kawan-kawannya itu menginap di rumah Mubayin.
Namun, setelah mendengar Ketua, Pengurus, dan anggota Forsil dilarang masuk areal pertambakan PT CPB, plasma Forsil dari Kampung Adiwarna dan Kampung Mandiri berhimpun untuk menjemput Cokro dan rombongan di Pasiran, akan tetapi mereka mendapatkan penghadangan dari plasma P2K dan karyawan yang sedang ronda di Pos Ronda PLO dan Pos Ronda FPD.
Akibatnya, kemudian terjadilah bentrok fisik antarkedua kelompok itu pada dua tempat tersebut, sehingga jatuh korban jiwa dan luka-luka puluhan orang.
Saat ini korban akibat bentrokan itu sebanyak tiga orang meninggal , Suwandi alias Wawan karyawan cold storage yang ditemukan pkl 09.30 WIB di kanal MO Kampung Adiwarna, Edi Ardiansyah karyawan coldroom, alamat Dusun 4 RT/RW 04/04 Rekso Binangun Rumbia yang ditemukan pkl 14.00 WIB tenggelam di kanal sekitar PLO Kampung Adiwarna, dan Sumanto petambak plasma, alamat Blok 1, Jalur 22, Petak 12 Kampung Adiwarna yang ditemukan pkl 15.30 WIB di kanal sekitar PLO Kampung Adiwarna.
Sungguh sangat disayangkan kejadian ini menimpa rakyat kecil yang mencari rezeki di sebuah perusahaan untuk menghidupi keluarga. Bentrok yang melibatkan karyawan dengan petambak adalah sebuah kejanggalan.
Pos security yang mestinya dijaga satpam malah dijaga para karyawan seperti bagian cold storage, coldroom, serta petambak P2K adalah sebuah kesalahan. Ini yang perlu diselidiki pihak aparat keamanan, siapa saja yang berada dikelompok pro perusahaan yang ikut memeriksa di pos ronda. Mengapa dalam satu perusahaan ada yang pro dan kontra dengan perusahaan? Ada apa antara P2K yang jumlahnya ratusan dengan Forsil berjumlah ribuan petambak?
Mudah-mudahan cepat diselesaikan dan kondisi tambak cepat kondusif dan berproduksi kembali, rakyat kecil tenang, keluarganya sejahtera.